Pada kesempatan kali ini, saya ingin bercerita bagaimana perjalanan (baca : trip) saya ke paiton probolinggo dalam rangka “kondangan” yang tak terduga dan tak terencana. Awal kisahnya sebenarnya berasal dari Anti. Anti mempunyai sahabat satu kamar ketika dia berada di pondok pesantren sekitaran area probolinggo. Sahabat tersebut sebut saja “koten” menikah dengan pasangannya yang sudah bertahan selama bertahun-tahun dari sejak di pondok pesantren sampai dia kuliah, Alhamdulilah eaaa.
Menyebut-nyebut nama PAITON, tentunya saya langsung terfokus pada PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) terbesar di Pulau Jawa yang terdapat pada Paiton Probolinggo. PLTU ini mempunyai lahan yang besar dan luas, terdapat pada perbatasan antara probolinggo dengan situbondo. Para pekerjanya juga banyak, truk-truk PLTU yang lewat juga tidak kalah banyak.
Perjalanan ke Paiton, saya mulai dari jember, bondowoso, arak-arak, besuki kemudian sampai juga di paiton, tepatnya di daerah kota anyar. Baru kali ini, saya bisa menginjakkan kaki di paiton, dan alhamdulilah karena penumpang saya itu hafal betul kondisi medannya, maka saya tidak tersesat dalam perjalanan kali ini.
Beberapa dokumentasi yang sempat saya ambil :










Selesainya acara ini sore hari, saya pun kemalaman sampai rumah karena pada lokasi kami sempat tunggu menunggu dengan saudara anti. Sekitar magrib, saya menyempatkan diri untuk mampir di bondowoso untuk membeli oleh-oleh tape buat rekan-rekan satu kos. Alhamdulilah akhirnya saya sampai rumah dengan selamat. Syukur alhamdulilah.
Semoga lain waktu bisa berkunjung lagi ke paiton, karena saya belum sempat jepret-jepret paiton mengingat waktu saat itu sudah terlalu sore. Rencana ingin mampir di pantai pasir putih pun terpaksa saya batalkan karena memang kemalaman.
Sampai jumpa di trip saya selanjutnya !!!