Kota Batu, Jawa Timur : Sebuah Perjalanan


Assalamualaikum.

Saya doakan semoga rekan-rekan dalam kondisi sehat wal afiat tanpa kekurangan apapun. Pada sesi curhat kali ini, saya dan keluarga berkesempatan untuk pergi ke kota batu, Propinsi Jawa Timur, 29-30 Juni 2021. Sempat was-was karena angka positif covid-19 cukup meningkat akhir-akhir ini, namun dengan mengucapkan “bismillah” akhirnya kami memberanikan diri untuk pergi ke Batu.

Perjalanan dimulai pada hari selasa, 29 Juni 2021, kami sekeluarga berangkat menggunakan kendaraan pribadi. Perjalanan kali ini sedikit berbeda karena kami juga mengajak “kakak sekeluarga” dengan harapan lebih meriah. Dari segi persiapan, tentunya kami sudah “prepare” dengan baik khususnya untuk kebutuhan si kecil. Namun, dari segi persiapan kendaraan rupanya kami tidak cukup siap karena ada kejadian diluar perkiraan kami. Perjalanan dari rumah kami, menuju probolinggo cukup meriah dan menarik, namun setibanya di tol rembang, rupanya BBM kami tidak cukup untuk sampai ke paling tidak ke SPBU terdekat. Alhasil, kami cukup kebingungan kala itu karena menganggap bahwa di sepanjang jalan tol probolinggo – batu (singosari) berharap ada SPBU. Karena sudah kepepet, akhirnya kami keluar di gerbang tol rembang melewati kompleks pabrik “peer” dan terus mencari SPBU namun tidak menemukan, dan dengan terpaksa kami beli di SPBU mini di pinggir jalan, he he he. Kami membeli 10 liter, dan cukup untuk berkendara dari bangil sampai dengan singosari. Alhasil ketika sampai di SPBU Singosari, kami isi hampir sampai full dengan harapan ketika pulang kerumah sudah mencukupi.

Di hari pertama, kami sampai di batu wonderland, sebuah penginapan yang cukup lengkap (ada waterboomnya) dengan tarif standar ya. Kondisi di Batu, kala itu cukup dingin bagi keluarga, namun tidak bagi saya. Karena cuaca cukup dingin, alhasil istri agak kurang enak badan (flu, agak masuk angin) ditambah mungkin karena kecapekan di jalan ya. Nah, akhirnya sampai sore di kamar sampai akhirnya malamnya memberanikan diri untuk keluar makan malam. Eits, sebelum lanjut cerita makan malam, sorenya saya dan anak tentunya bermain di waterboom. Waterboom di penginapan memang didesain untuk wahana bermain anak-anak. Alhasil saya dan anak bermain “prosotan air” walaupun tidak begitu lama ya karena anak saya 30 menitan kemudian merasakan kedinginan. Nah, karena malamnya kami cukup bingung mencari makan dimana, akhirnya nemu lokasi lalapan “kaki lima” di perbatasan malang – batu (pas dibawah tulisan selamat datang di kawasan wisata batu). Harga lalapan murah ya, ayam bakar 13rb, bebek bakar 15rb, bagi saya sudah cukup memuaskan dan kenyang walaupun makan di lokasi sederhana. Setelah selesai, kami pun iseng ingin ke alun-alun kota batu untuk naik “bianglala” karena kala itu saya pernah naik sekali ketika masih bujangan bareng anak kos. Namun sayangnya, alun-alun kota batu ditutup, hanya kulinernya yang dibuka, alhasil saya tidak bisa naik bianglala. Menariknya, alun-alun batu sudah sangat berbeda dibandingkan saya dulu ketika berkunjung sekitar tahun 2015. Di alun-alun, saya sempat beli jajanan di kuliner sekitaran jalan, ndak banyak beli karena saya sudah makan malam di tempat lalapan, beli jajan hanya sekedar untuk camilan di kamar penginapan. Sekitaran jam 21:30 akhirnya kami pulang ke penginapandan cuaca pun semakin dingin. Saya pun karena terbiasa begadang, malam itu menyempatkan untuk ngopi-ngopi dulu.

Di hari kedua, kami seharian penuh berkunjung ke jatim park 2 atau batu secret zoo. Saya baru sekali berkunjung ke jatim park 2, dulu ketika ada acara di Malang hanya berkunjung ke BNS (karena senggangnya cuma malam). Apa saja yang ada di batu secret zoo? Yuk simak ceritanya.

Sebelum masuk, kami tentunya beli tiket dulu ya di loket. Sewaktu kami beli, hanya ada dua paket pembelian tiket, tiket 1 = 110rb, tiket 2 = 130rb. Sebenarnya kami hanya tertarik ke kebun binatang saja, namun karena tidak ada opsinya, alhasil kami membeli paket tiket 1. Setibanya di zoo, ternyata luas sekali ya, kondisi di dalam zoo. Selain koleksi hewan, terdapat wahana bermain untuk anak-anak dan dewasa, ada juga kendaraan yang bisa disewa untuk mengelilingi seluruh lokasi, ada juga foodcourt untuk makan dan tempat beribadah (mushola). Seluruh koleksi hewan sepertinya sudah saya kunjungi, hanya saja untuk wahana bermain, saya hanya bermain bom bom car (saya menyebutnya begitu). Sisanya saya hanya menjadi satpam untuk anak-anak saja, he he. Di area zoo, saya cukup kesulitan mencari mushola yang menyediakan sarung, hingga akhirnya saya menemukan mushola yang ada sarungnya di museum satwa. Setelah seharian di zoo, kami akhirnya pulang sekitar jam 16:00 menelusuri kota batu untuk mencari makan, karena kami di zoo belum sempat makan berat (hanya ngemil aja).

Nah, disini tantangan kami berikutnya. Jadi ketika berangkat, kami kesulitan mencari SPBU karena kehabisan BBM disekitaran tol, pulang acara kami kesulitan mencari warung makan. Kondisi pulang saat itu wilayah batu – singosari diguyur hujan lebat, dan warung makan banyak yang tutup. Setelah berkeliling akhirnya kami menemukan warung makan “kaki lima” lagi karena memang favorit saya ya di kaki lima, he he. Selesai makan, kami akhirnya pulang sekitaran jam 18:00 petang melalui tol. Dengan perjalanan tol probolinggo – singosari kami tempuh sekitar 1 jaman, rasanya cepat sekali malam itu berlalu. Kebetulan karena saya ada rapat dengan kolega, akhirnya ketika di perjalanan, saya menyempatkan untuk mengadakan rapat daring selama perjalanan di tol tersebut.

Sesampainya di pintu tol luar probolinggo timur, kami cukup “apes” karena terjadi kemacetan yang cukup panjang mulai malasan sampai pasar klakah, hingga akhirnya kami lewat jalan “blusukan” dari pintu perbatasan probolinggo ke selatan. Kami melewati kebun tebu, dataran tinggi, sawah yang kondisinya saat itu minim penerangan hingga akhirnya sampai di jalan raya sebelum terminal lumajang. Misalkan kami tidak melalui jalan tersebut, tidak tau lagi sampai di rumah jam berapa ya. Wilayah tersebut memang terkenal sering macet karena sering dilalui truk dan kendaraan besar lain serta jalanan juga cukup menanjak dan sempit.

Tiba dirumah kurang lebih pukul 21:30 karena di perjalanan macet tadi kami sempat berhenti karena anak saya menangis dan rewel karena sudah capek dan tidak bisa tidur. Tentunya perjalanan ke batu ini merupakan kali pertama saya sampai di batu secret zoo.

Semoga bermanfaat. Sampai jumpa di perjalanan berikutnya.

Wassalamualaikum.

Tersesat di Malang


Tepat tanggal 16-18 Maret 2016, saya secara mendadak diberikan amanah oleh atasan untuk “rekreasi” ke malang, kurang lebih selama tiga hari. Tidak ada persiapan dari segi fisik dan mental, intinya, siang hari itu ketika saya diberi amanah, yang ada dipikiran saya adalah “ayo wes budal”. Ketika itu juga bertepatan dengan agenda yang ada dirumah ehm ehm saya, jadinya pikiran saya lumayan kacau saat itu, harus kesana kemari mondar mandir. Akhirnya saya memutuskan untuk berangkat dari rumah ehm ehm saya. Daripada harus kembali lagi ke kota, jaraknya cukup jauh, maklum orang desa 😀

Setelah itu, kami berangkat tiga orang, dua orang berangkat dari kota, sedangkan saya berangkat dari rumah ehm ehm. Sekitar pukul 00.00, saya menunggu bis yang ditumpangi teman-teman saya sembari diantar oleh saudara. Hebatnya, saya menunggu bisnya itu didepan kuburan alias makam lho, keren kan? ah biasa aja 😀

Oke, sekitar kurang lebih jam 2 pagi, saya sampai di terminal probolinggo, dan kami “mbambung” selama beberapa jam hingga sholat subuh di terminal. Sembari menunggu subuh, kebetulan saat itu sedang ada Liga Champions antara Manchester City melawan Dynamo Kiev. Jadinya, saya dan kawan-kawan tidak merasa ngantuk, dan terasa cepat terlalui hingga subuh.

Setelah selesai sholat subuh, kami bergegas menggunakan bus menuju ke Malang. Tiba di Malang kurang lebih jam 8 an, kami langsung berangkat menuju Same Hotel, tempat acara kami diselenggarakan. Sesampainya di lokasi, kami langsung registrasi di lobby, tanpa cuci muka, mandi dan berganti kostum (saat itu saya menggunakan sandal dan kaos).

Acara pada sesi pertama adalah perkenalan terkait LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) dengan narasumbernya adalah Prof. Eko Indrajit dan Bonardo. Sesampainya pada sesi istirahat, kami check in menaruh barang-barang di kamar.

Sampai hari pertama selesai, acaranya hanyalah perkenalan tentang LSP. Hari kedua acara adalah penyampaian penulisan dokumen LSP. Hari ketiga acaranya adalah presentasi hasil dari dokumen LSP yang sudah dibuat pada hari sebelumnya.

Saya kira acara di Malang ini sungguh menarik, semoga lain waktu bisa mampir lagi untuk “tersesat di Malang”.

Berikut sedikit dokumentasinya

Pemberian Dokumen LSP
Pemberian Dokumen LSP

Diskusi Dengan Prof Eko Indrajit
Diskusi Dengan Prof Eko Indrajit

Penampakan Same Hotel
Penampakan Same Hotel

Semoga bermanfaat.